Minggu, 21 Oktober 2018

Beginilah Robohnya balkon gedung BEI: 222 gedung Jakarta

Data dari Dinas Penanggulangan Kebakaran serta Penyelamatan DKI Jakarta memberikan dari 780 cuma 558 gedung yg penuhi syarat-syarat keamanan dalam akhir 2017. Bekasnya, sejumlah 222 gedung atau 28% belum juga penuhi.
Simaklah : teks eksplanasi

" Itu relevansinya dengan mencegahan (kebakaran) , " kata Subejo, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran serta Penyelamatan DKI Jakarta, terhadap BBC Indonesia, Selasa (16/1) .

Lembaganya, makin Subejo, berikan peluang terhadap banyak pengelola gedung buat mengerjakan perbaikan buat mendapat Sertifikat Keselamatan Kebakaran atau SKK, sebagai ketentuan buat memperoleh Sertifikat Laik Kegunaan  (SLF) bangunan.

Balkon gedung BEI tumbang : Tidaklah ada korban jiwa, beberapa puluh dirawat di RS
Museum Bahari di daerah kota tua Jakarta terbakar
Mendatangi Rutan Bagansiapiapi, penjara terpadat se-Indonesia yg keunggulan kemampuan 800%
" Kami cuman rujukan. Izinnya dari Pusat Layanan Terpadu Satu Pintu. Kebanyakan bila kami menyebutkan tak penuhi ketentuan, SLF-nya tak keluar, " kata Subejo.

Pada 222 pengelola bangunan yg belumlah juga pantas, Subejo mengharapkan kerja sama mereka buat penuhi keharusan itu, " Bila tak ada kemauan baik baru kami tindak lanjut. Kami pasang stiker (penyegelan) . "
Baca juga : struktur teks eksplanasi

Tingginya angka bangunan tinggi yg tak penuhi ketentuan keselamatan serta keamanan dianggap adalah cermin situasi gedung-gedung di ibu kota Jakarta, terlebih sehabis ambruknya selasar gedung BEI, Senin (15/01) .

Dikira konstruksi selasar itu tak pantas buat menyimpan beban atau orang dalam banyaknya banyak serta gara-gara insiden itu, beberapa puluh orang terluka.

Reaksi atas insiden ambruknya selasar BEI
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan aparatnya pernah ada masalah buat melihat keseluruhannya gedung BEI dengan pengecekan paling akhir dilaksanakan berjalan pada 27 Mei 2017.

" Memang team kami kala itu sukar membuka semuanya lokasi gedung. Itu berubah menjadi catatan buat kami, " kata Anies terhadap wartawan di Balai Kota, Jakarta.


Menurut Anies, gedung BEI hakikatnya punyai SLF atau Sertifikat Laik Kegunaan yg tetap laku sampai 25 Januari 2018 lain kesempatan serta terbitnya SLF jelas pertanda kalau gedung itu udah penuhi standard.

Pembangunan gedung BEI, lanjut Anies, sudah sesuai keputusan yg laku. " Umumnya infrastruktur gedung tak ada masalah, " kata Anies.

Pengelola gedung BEI, Cushman & Wakefield, pun menangkal pikiran kalau mutu bangunannya punyai masalah serta salah seseorang direkturnya, Farida Riyadi, mengemukakan penelusuran senantiasa dilaksanakan dengan cara teratur.

Pengecekan paling akhir pada Mei 2017 -yang dimaksud Anies diwarnai kesulitan- dilaksanakan dengan cara berbarengan dengan penelusuran susunan oleh konsultan.

" Dari mula gedung ini dibikin konsultan susunan terpercaya, " tegas Farida.

Insiden-insiden mengundang bertanya
Walaupun diklaim udah penuhi standard, insiden robohnya selasar BEI mengakibatkan pertanyaan bab pengawasan serta kontrol aparat. Salah misalnya satunya perkara kebakaran Apartemen Parama, di Jakarta Selatan, pada 14 Agustus 2016.

Pascakebakaran Parama, baru terkuak ke publik kalau apartemen itu tak punyai SLF. Bahkan juga apartemen udah disegel sejak mulai Maret 2016. " Selayaknya gedung ini tak dimanfaatkan, " kata Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi, disaat itu

Tetapi Pemerintah Propinsi DKI Jakarta terlihat tak berkemampuan disaat pengelola apartemen terus 'menjual' unit-unitnya serta bahkan juga lantas di isi penghuni sampai selanjutnya kebakaran berlangsung walaupun sebenarnya gedung selayaknya tak bisa dimanfaatkan.

Disaat api melahap, hakikatnya Apartemen Parama tengah dalam pengawasan Dinas Penanggulangan Kebakaran. Untung tak ada korban jiwa dalam kebakaran yg berasal dari lantai 12 apartemen itu.

Kemudian berturutan beragam insiden yg libatkan gedung tinggi berlangsung di Jakarta dalam kurun waktu sekejap,  salah satunya pada 9 September 2016, kala api melalap gedung Neo Soho di Jakarta Barat.

Petugas pemadam pernah ada masalah capai kobaran api lantaran perabotan pemadam DKI tak dapat menyentuh bangunan tinggi serta tak ada korban jiwa lantaran gedung kosong terkait masihlah dalam babak pembangunan.

Insiden mirip berlangsung pada pada 7 November 2016 di Apartemen Casa Domaine di Tanah Abang yg dilalap api, yg dikira bersumber di lantai 18 serta 20 dari gedung yg tengah dibikin itu gara-gara puntung rokok pekerja.

Awal kalinya, 7 Agustus 2016, api pun melalap gedung Swiss Bell Hotel di Kelapa Gading yg tengah dibikin serta jatuh korban jiwa dua pekerja bangun.

Insiden beda berkenaan pengawasan gedung yang merenggut korban jiwa merupakan banjirnya lantai basemen gedung UOB, Jakarta Selatan, Januari 2013. Dua orang meninggal dunia terlelap air yg gak tertampung metode irigasi gedung.

Polisi tetap mendalami yang menimbulkan ambruknya lantai mezanin di gedung II Bursa Resiko Indonesia
Dubai bangun kembali gedung paling tinggi pada dunia, Creek Harbour Tower
Kesaksian korban gedung Bursa Resiko : 'Musibah' sebelum dzuhur di musala
Penyewa area dalam gedung mesti urgent pada pengelola
Menyaksikan sederat perkara yg libatkan gedung bertingkat itu, pengamat perkotaan Yayat Supriatna membawa penyewa dalam gedung buat urgent. " Mesti berani memohon agunan atau garansi bangunan tak tidak sukses konstruksi, " pungkasnya.

Perkara ambruknya selasar BEI, lanjut Yayat, lebih lantaran bab susunan serta pemeliharaan. " Umur bangunan pun pengaruhi keamanan serta keselamatan bangunan. "

Menurut Yayat, pengelola seharusnya tak mengerjakan seluruhnya dengan cara internal, " Namun pun butuh libatkan auditor atau instansi independent. "

Keikutsertaan instansi independent dalam mengaudit gedung sedikitnya bisa jadi garansi untuk penyewa kalau pemeliharaan dilaksanakan dengan baik. " Perlindungan banyak penyewa merupakan soal utama, " kata Yayat Supriatna.

Pengawasan aparat yg dilaksanakan sejauh ini, makin Yayat kembali, pun butuh dipertanyakan. " Apa benar cuma punya sifat di luarnya saja? Apa usia tekhnis diaudit pun? "

Pakar tata kota dari Kampus Trisakti ini berasumsi kalau pengawasan oleh pemerintah seharusnya jangan sampai disederhanakan berubah menjadi permasalahan administratif semata-mata lantaran 'pemahaman susunan bangunan pun penting'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar