Perusahaan holding (induk) semen badan usaha milik negara, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), pada Juni hanya mampu menjual 1,58 juta ton atau tumbuh tipis 0,58% year-on-year (YoY). Perolehan ini membaik dari catatan bulan Mei yang anjlok 9,71% secara tahunan.
SMGR berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan positif karena, ekspor perusahaan tercatat naik 11,53% YoY ke 1,43 juta ton. Sedangkan penjualan dalam negeri tercatat anjlok 48,28% YoY menjadi 148.857 ton.
Baca Juga: Semen Merah Putih
Penurunan penjualan domestik sejatinya bukan indikasi yang baik karena ini menandakan aktifitas pembangunan yang turun, karena lesunya permintaan.
Terima Kasih SBI, Penjulan Semen SMGR Berhasil Tumbuh 32%Foto: Asosiasi Semen Indonesia
Di lain pihak, menilik rilis data Asosiasi Semen Indonesia di atas, jika dianalisa dari segi perolehan konsolidasi, maka penjualan Grup Semen Indonesia melesat 32,39% secara tahunan menjadi 2,37 juta ton. Capaian tersebut mayoritas didongkrak oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI).
Total penjualan TLCC bulan lalu meningkat 1,85% secara tahunan, dari 219.918 ton. Sedangkan, volume penjualan SBI tumbuh lebih tinggi mencapai 6,23% ke level 566.015 ton.
Uniknya, jika dilihat dari perolehan sepanjang tahun berjalan, baik SMGR, TLCC, maupun SBI semuanya mencatatkan koreksi. Akan tetapi, jika dikonsolidasikan, maka pada semester II-2019 Grup Semen Indonesia berhasil mencatatkan kenaikan penjualan hingga 35,31% secara tahunan.
Artikel Terkait: batu kali
Padahal pada paruh kedua tahun ini, total penjualan SMGR turun 4,86% YoY, penjualan TLCC anjlok 23,39% YoY, dan SBI melemah 3,3%.
Namun, pelaku pasar tampaknya lebih memilih untuk menganalisis kinerja perusahaan secara individual. Alhasil, rilis data terbaru penjualan semen tersebut kurang diapresiasi investor.
Hal ini terlihat dari terkoreksi harga saham SMGR dan dan SBI dengan kode emiten SMCB, masing-masing sebesar 0,2% dan 0,63%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar