Punya rencana merenovasi rumah? Jika akan memakai kusen dan daun pintu kayu, bisa menyambangi sentra kusen dan daun pintu kayu di kawasan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat.
Baca Juga: harga kusen aluminium
Lokasinya, dekat dengan sentra tempe yang terkenal di Semanan. Ada sekitar 10 gerai perajin kusen yang berjejer di sana.
Sekitar 10 meter dari lokasi itu, Anda juga bisa menjumpai lima gerai perajin lainnya. Kesibukan perajin menggergaji dan mengamplas kayu menjadi pemandangan di sentra tersebut.
Pusat produksi pintu dan kusen ini berdiri sekitar tiga tahun lalu atau mulai tahun 2015. Awalnya, area yang dihuni para perajin adalah tanah kosong.
Rata-rata pemilik workshop adalah mereka yang menjajal peruntungan dalam dunia usaha, setelah lama bekerja sebagai karyawan. Ada juga yang sengaja membuka disana, setelah menutup gerai di lokasi lama.
Bahrul, pembuat kusen dan daun pintu, mengatakan, sebelum menempati sentra ini, dia membuka gerainya di sekitar ringroad Jakarta Barat.
Lantaran masa kontrak lokasi sudah habis, mau tidak mau dia berpindah lokasi.
Bahrul baru menempati kawasan Semanan sekitar tiga tahun lalu. Dia bilang, lokasi workshop lebih kecil dan sepi pengunjung. Maklum saja, lokasi pusat produksi kusen dan pintu ini cukup jauh dari jalan raya utama.
Artikel Terkait: Semen Merah Putih
Di gerainya, Bahrul melayani pembuatan kusen dan pintu berbagai model dan ukuran.
Maklum saja, dia lebih banyak menerima permintaan dengan model sesuai keinginan konsumen.
Blog personal yang mengulas informasi dan berita terbaru, pengertian pengertian dan definisi teori teori yang berdasarkan wawasan para ahli
Rabu, 24 Juli 2019
Senin, 22 Juli 2019
Penyebab Proyek Perumahan Joni NGK Belum Disetujui Bupati Muaro Jambi
Bupati Muaro Jambi, Masnah Busro belum bersedia mengizinkan PT Niaga Guna Kencana (NGK) melanjutkan pembangunan Perumahan Verona Residance di samping gapura pintu masuk Kantor Bupati Muaro Jambi.
Baca Juga: harga satuan pekerjaan tukang
Masnah meminta agar perusahaan milik Joni NGK itu terlebih dahulu melakukan ekspos rencana pembangunan perumahan itu dihadapan pemerintah. Ekpos yang diminta itu berupa rencana pengelolaan serapan air maupun rencana jalan khusus menuju Perumahan Verona.
"Sebenarnya nggak ada masalah, cuma kita meminta diekspos dulu. Bagaimana resapan airnya dan bagaimana rencana jalan khususnya," kata Masnah Busro saat ditanyai Gatra.com di Gedung DPRD Muaro Jambi, Senin (22/7).
Masnah memastikan Pemkab Muaro Jambi tidak akan memberikan izin kepada PT NGK untuk menggunakan jalan perkantoran Bupati Muaro Jambi untuk dijadikan akses masuk menuju Perumahan Verona. Masnah menyarankan agar Joni NGK membangun jalan khusus menuju Perumahan Verona dan tidak boleh melewati jalan kantor bupati.
"Tidak boleh, ada Perdanya. Jalan kantor bupati ini jalan khusus. Mereka harus membangun jalannya sendiri. Tidak boleh melewati jalan perkantoran bupati," katanya.
Masnah mengatakan apabila persoalan yang disebutkannya tersebut bisa dipenuhi NGK, termasuk memenuhi berbagai komitmennya di lapangan, maka Pemkab Muaro Jambi akan mempersilakan untuk melanjutkan pembangunan Perumahan Verona.
"Kalau sudah dipenuhi, ya silakan," ujarnya.
Pembangunan Perumahan Verona Residance yang dilaksanakan PT NGK sejak awal memang telah menuai masalah. Perusahaan milik Joni NGK itu langsung melakukan aktivitas pembersihan dan pematangan lahan tanpa mengantongi izin lingkungan dan Izin Operasional.
Artikel Terkait: harga kaca tempered
Kegiatan PT NGK ini akhirnya dihentikan Dinas Lingkungan Hidup Muaro Jambi. Penghentian itu dilakukan melalui surat nomor 660/45/II.I/ DLH tertanggal 12 Februari 2019. Surat itu ditandatangani Kepala Dinas Lingkungan Hidup Muaro Jambi, Firmansyah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Muaro Jambi, Firmansyah membenarkan pernah menegur PT NGK melalui surat. Surat itu dilayangkan karena pada saat itu perusahaan belum memiliki Izin Lingkungan dan Izin Operasional.
"Kalau sekarang sudah lengkap, mereka mengurus perizinan melalui OSS," kata Firmansyah.
Baca Juga: harga satuan pekerjaan tukang
Masnah meminta agar perusahaan milik Joni NGK itu terlebih dahulu melakukan ekspos rencana pembangunan perumahan itu dihadapan pemerintah. Ekpos yang diminta itu berupa rencana pengelolaan serapan air maupun rencana jalan khusus menuju Perumahan Verona.
"Sebenarnya nggak ada masalah, cuma kita meminta diekspos dulu. Bagaimana resapan airnya dan bagaimana rencana jalan khususnya," kata Masnah Busro saat ditanyai Gatra.com di Gedung DPRD Muaro Jambi, Senin (22/7).
Masnah memastikan Pemkab Muaro Jambi tidak akan memberikan izin kepada PT NGK untuk menggunakan jalan perkantoran Bupati Muaro Jambi untuk dijadikan akses masuk menuju Perumahan Verona. Masnah menyarankan agar Joni NGK membangun jalan khusus menuju Perumahan Verona dan tidak boleh melewati jalan kantor bupati.
"Tidak boleh, ada Perdanya. Jalan kantor bupati ini jalan khusus. Mereka harus membangun jalannya sendiri. Tidak boleh melewati jalan perkantoran bupati," katanya.
Masnah mengatakan apabila persoalan yang disebutkannya tersebut bisa dipenuhi NGK, termasuk memenuhi berbagai komitmennya di lapangan, maka Pemkab Muaro Jambi akan mempersilakan untuk melanjutkan pembangunan Perumahan Verona.
"Kalau sudah dipenuhi, ya silakan," ujarnya.
Pembangunan Perumahan Verona Residance yang dilaksanakan PT NGK sejak awal memang telah menuai masalah. Perusahaan milik Joni NGK itu langsung melakukan aktivitas pembersihan dan pematangan lahan tanpa mengantongi izin lingkungan dan Izin Operasional.
Artikel Terkait: harga kaca tempered
Kegiatan PT NGK ini akhirnya dihentikan Dinas Lingkungan Hidup Muaro Jambi. Penghentian itu dilakukan melalui surat nomor 660/45/II.I/ DLH tertanggal 12 Februari 2019. Surat itu ditandatangani Kepala Dinas Lingkungan Hidup Muaro Jambi, Firmansyah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Muaro Jambi, Firmansyah membenarkan pernah menegur PT NGK melalui surat. Surat itu dilayangkan karena pada saat itu perusahaan belum memiliki Izin Lingkungan dan Izin Operasional.
"Kalau sekarang sudah lengkap, mereka mengurus perizinan melalui OSS," kata Firmansyah.
Penyebab Kompensasi Dipangkas, Tarif Listrik Tidak Tetap Jadi Keharusan
PT PLN (Persero) menyatakan penerapan tarif listrik golongan non subsidi menjadi tidak tetap (adjustment) merupakan sebuah keharusan, jika pemerintah sudah tidak lagi memberi kompensasi.
Plt Vice President Corporate Communication PLN Dwi Suryo Abdullah mengatakan, kompensasi adalah penggantian Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik yang harus dibayarkan pemerintah kepada PLN. Langkah ini untuk menoboki selisih antara harga jual listrik ke masyarakat dengan BBP listrik.
Baca Juga: harga kabel listrik
Hal ini merupakan dampak dari penerapan tarif listrik yang tidak mengalami perubahan sejak pertengahan 2016 sampai akhir 2019. "Karena tarif penjualan tenaga listrik yang lebih rendah dibandingkan harga keekonomiannya," kata Abdul, di Jakarta, Jumat (28/6/2019).
Abdul mengatakan, jika pemerintah memang benar-benar tidak lagi memberikan kompensasi untuk tarif listrik, maka sudah seharusnya tarif listrik pelanggan non subsidi dibuat tidak tetap. Kemudian tarif disesuaikan dengan formula yang digunakan, sehingga mengikuti harga keekonomian.
Untuk diketahui, tiga faktor pembentuk tarif listrik adalah harga Minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP), inflasi dan kurs dolar Amerika Serikat.
"Artinya jika memang ada wacana memangkas kompensasi tersebut, penyesuaian tarif listrik atau adjusment menjadi diperlukan. sehingga tidak ada selisih antara harga keekonomian dan tarif yang betul-betul ditetapkan," tuturnya.
Abdul mengaku tak bisa turut campur dengan keputusan pengurangan kompensasi terhadap PLN. Ini sudah menjadi kewenangan pemerintah sepenuhnya.
PLN dikatakan akan melaksanakan dan mendukung keputusan pemerintah tersebut. Sebab itu jika terjadi kenaikan tarif listrik, maka di luar kewenangan PLN.
"Mengenai kemungkinan dinaikkannya tarif dasar listrik (TDL) dalam rangka pengurangan kompensasi ini, mengikuti apa yang jadi persetujuan pemerintah," tandasnya.
2 dari 3 halaman
YLKI: Tarif Listrik Tak Hanya Naik, Tapi Harus Bisa Turun
20160413- Tarif Listrik untuk Rumah Tangga akan Naik-Jakarta- Angga Yuniar
Warga mengecek meteran listrik di rusun tempat tinggalnya, Jakarta, Rabu (13/4). Tarif listrik untuk golongan rumah tangga (R1) 900VA akan naik sebesar 140% mulai 1 Juli 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Yayasan Lembaga Konsumen Indoneia (YLKI) mengingatkan, PT PLN (Persero) tidak menjadikan penerapan kembali tarif listrik tidak tetap untuk golongan nonsubsidi, dijadikan alasan menaikkan tagihan listrik.
Ketua Umum YLKI, Tulus Abadi mengatakan, penerapan tarif listrik tidak tetap atau adjustment tarif merupakan hal yang lumrah, tapi jangan dijadikan ketetapan PLN untuk hanya menaikan tarif. Sebab jika skema tarif listrik tidak tetap juga diterapkan, ada kemungkinan tarif juga turun.
"Adjusment konsep yang terjadi di mana-mana, tapi jangan sampai adjusment sifatnya menjadi legitimasi untuk menaikkan tarif, adjusment itu bisa naik bisa turun," kata Tulus, di Jakarta, Kamis (27/6/2019).
Tulus menuturkan, dalam menetapkan besaran tarif PLN harus mengikuti pergerakan formula, sehingga jika formula harga turun, tarif listrik juga mengikutinya.
"Kalau dinamika eksternalnya mewajibkan tarif untuk turun, ya harus turun tarifnya, jangan sampai yang terjadi adjusment untuk naikkan tarif tapi juga harus disetting untuk bisa menurunkan tarif," tutur dia.
Artikel Terkait: ukuran pipa PVC
Untuk diketahui, dalam penetapan tarif PLN mengacu pada tiga faktor, yaitu inflasi, kurs dolar Amerika Serikat (AS) dan harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP).
Dia mengungkapkan, sebenarnya masyarakat pengguna listrik nonsubsidi sudah terbiasa dengan tarif listrik tidak tetap, tapi sejak pertengahan Juli 2016 pemerintah memutuskan untuk menahan tarif hingga akhir 2019.
"Karena ada inkonsistensi kebijakan ada peraturan Menteri ESDM sudah jelas ada adjusment, sudah bagus minimal untuk non subsidi itu bagus, tapi ditahan lagi jadi akhirnya kalau menurut saya harus dimulai lagi dari nol," tandasnya.
Plt Vice President Corporate Communication PLN Dwi Suryo Abdullah mengatakan, kompensasi adalah penggantian Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik yang harus dibayarkan pemerintah kepada PLN. Langkah ini untuk menoboki selisih antara harga jual listrik ke masyarakat dengan BBP listrik.
Baca Juga: harga kabel listrik
Hal ini merupakan dampak dari penerapan tarif listrik yang tidak mengalami perubahan sejak pertengahan 2016 sampai akhir 2019. "Karena tarif penjualan tenaga listrik yang lebih rendah dibandingkan harga keekonomiannya," kata Abdul, di Jakarta, Jumat (28/6/2019).
Abdul mengatakan, jika pemerintah memang benar-benar tidak lagi memberikan kompensasi untuk tarif listrik, maka sudah seharusnya tarif listrik pelanggan non subsidi dibuat tidak tetap. Kemudian tarif disesuaikan dengan formula yang digunakan, sehingga mengikuti harga keekonomian.
Untuk diketahui, tiga faktor pembentuk tarif listrik adalah harga Minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP), inflasi dan kurs dolar Amerika Serikat.
"Artinya jika memang ada wacana memangkas kompensasi tersebut, penyesuaian tarif listrik atau adjusment menjadi diperlukan. sehingga tidak ada selisih antara harga keekonomian dan tarif yang betul-betul ditetapkan," tuturnya.
Abdul mengaku tak bisa turut campur dengan keputusan pengurangan kompensasi terhadap PLN. Ini sudah menjadi kewenangan pemerintah sepenuhnya.
PLN dikatakan akan melaksanakan dan mendukung keputusan pemerintah tersebut. Sebab itu jika terjadi kenaikan tarif listrik, maka di luar kewenangan PLN.
"Mengenai kemungkinan dinaikkannya tarif dasar listrik (TDL) dalam rangka pengurangan kompensasi ini, mengikuti apa yang jadi persetujuan pemerintah," tandasnya.
2 dari 3 halaman
YLKI: Tarif Listrik Tak Hanya Naik, Tapi Harus Bisa Turun
20160413- Tarif Listrik untuk Rumah Tangga akan Naik-Jakarta- Angga Yuniar
Warga mengecek meteran listrik di rusun tempat tinggalnya, Jakarta, Rabu (13/4). Tarif listrik untuk golongan rumah tangga (R1) 900VA akan naik sebesar 140% mulai 1 Juli 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Yayasan Lembaga Konsumen Indoneia (YLKI) mengingatkan, PT PLN (Persero) tidak menjadikan penerapan kembali tarif listrik tidak tetap untuk golongan nonsubsidi, dijadikan alasan menaikkan tagihan listrik.
Ketua Umum YLKI, Tulus Abadi mengatakan, penerapan tarif listrik tidak tetap atau adjustment tarif merupakan hal yang lumrah, tapi jangan dijadikan ketetapan PLN untuk hanya menaikan tarif. Sebab jika skema tarif listrik tidak tetap juga diterapkan, ada kemungkinan tarif juga turun.
"Adjusment konsep yang terjadi di mana-mana, tapi jangan sampai adjusment sifatnya menjadi legitimasi untuk menaikkan tarif, adjusment itu bisa naik bisa turun," kata Tulus, di Jakarta, Kamis (27/6/2019).
Tulus menuturkan, dalam menetapkan besaran tarif PLN harus mengikuti pergerakan formula, sehingga jika formula harga turun, tarif listrik juga mengikutinya.
"Kalau dinamika eksternalnya mewajibkan tarif untuk turun, ya harus turun tarifnya, jangan sampai yang terjadi adjusment untuk naikkan tarif tapi juga harus disetting untuk bisa menurunkan tarif," tutur dia.
Artikel Terkait: ukuran pipa PVC
Untuk diketahui, dalam penetapan tarif PLN mengacu pada tiga faktor, yaitu inflasi, kurs dolar Amerika Serikat (AS) dan harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP).
Dia mengungkapkan, sebenarnya masyarakat pengguna listrik nonsubsidi sudah terbiasa dengan tarif listrik tidak tetap, tapi sejak pertengahan Juli 2016 pemerintah memutuskan untuk menahan tarif hingga akhir 2019.
"Karena ada inkonsistensi kebijakan ada peraturan Menteri ESDM sudah jelas ada adjusment, sudah bagus minimal untuk non subsidi itu bagus, tapi ditahan lagi jadi akhirnya kalau menurut saya harus dimulai lagi dari nol," tandasnya.
Penyebab Produksi Keramik Di Musim Kemarau Meningkat
Musim kemarau yang panas tidak selalu berdampak negatif bagi orang-orang. Ada sebagian masyarakat yang mendapat keuntungan karena panasnya matahari saat musim kemarau.
Baca Juga: keramik lantai
Seperti halnya pengrajin gerabah atau keramik yang berbahan dasar tanah liat di Desa Anjun, Kecamatan Plered, Purwakarta.
Proses pengeringan keramik yang masih menggunakan cara alami menjadi lebih cepat karena teriknya matahari.
Hal itulah yang dianggap menguntungkan dari suhu yang panas saat musim kemarau kali ini.
Seorang pengrajin keramik di desa tersebut, Agung (21) mengatakan jika tidak ada matahari yang terik, keramik buatannya membutuhkan waktu lebih lama untuk mengering.
''Biasanya penjemuran keramik ini sekitar satu minggu, tapi saat ini dua hari juga sudah kering keramiknya," kata Agung saat ditemui di sela kegiatannya membuat keramik dari tanah liat, Kamis (11/7/2019).
Oleh karena cepatnya proses pengeringan keramik, jumlah produksi setiap harinya pun bertambah.
Artikel Terkait: harga keramik kamar mandi
Sebagai contoh, Agung mengaku saat ini jumlah produksi keramik standar berupa pot bunga bisa mencapai seratus pot.
Dengan demikian ia bisa menambah dan menyimpan persediaan produknya sebelum musim hujan nanti tiba, yang akan cukup sulit mengeringkan keramik buatannya.
Baca Juga: keramik lantai
Seperti halnya pengrajin gerabah atau keramik yang berbahan dasar tanah liat di Desa Anjun, Kecamatan Plered, Purwakarta.
Proses pengeringan keramik yang masih menggunakan cara alami menjadi lebih cepat karena teriknya matahari.
Hal itulah yang dianggap menguntungkan dari suhu yang panas saat musim kemarau kali ini.
Seorang pengrajin keramik di desa tersebut, Agung (21) mengatakan jika tidak ada matahari yang terik, keramik buatannya membutuhkan waktu lebih lama untuk mengering.
''Biasanya penjemuran keramik ini sekitar satu minggu, tapi saat ini dua hari juga sudah kering keramiknya," kata Agung saat ditemui di sela kegiatannya membuat keramik dari tanah liat, Kamis (11/7/2019).
Oleh karena cepatnya proses pengeringan keramik, jumlah produksi setiap harinya pun bertambah.
Artikel Terkait: harga keramik kamar mandi
Sebagai contoh, Agung mengaku saat ini jumlah produksi keramik standar berupa pot bunga bisa mencapai seratus pot.
Dengan demikian ia bisa menambah dan menyimpan persediaan produknya sebelum musim hujan nanti tiba, yang akan cukup sulit mengeringkan keramik buatannya.
Jumat, 12 Juli 2019
Alasan Semen Indonesia Komitmen Entaskan Kemiskinan
Semen Indonesia (Persero) Tbk, berkomitmen mengentaskan kemiskinan di wilayah operasional perusahaan, yang berada di Desa Sumber Arum, Kecamatan Kerek, Tuban. Salah satu sumbangsih perusahaan semen milik negara ini dalam upaya menyejahterakan masyarakat sekitar adalah membangun Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi Rumah Layak Huni (RLH).
Baca Juga: Aquaproof
Senior Manager of Public Relation & CSR Semen Indonesia, Setiawan Prasetyo, mengatakan Semen Indonesia (SMI) Pabrik Tuban melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)-nya, sedang membangun RTLH sebanyak tujuh unit rumah yang berada di wilayah operasional perusahaan di tahun 2019.
Namun saat ini baru unit lima unit RTLH yang rampung digarap, sedangkan dua unit lainnya masih dalam tahap survey lokasi. Untuk anggaran tiap unit rumah nilainya sebesar Rp 45 juta.
"Sebanyak lima unit pembangunan RTLH sudah selesai dan diserahterimakan kepada warga penerima, yang dua unit lagi menyusul dan saat ini masih dalam tahap survey lokasi," kata Setiawan, Selasa (2/7/2019).
Iwan sapaan akrab Senior Manager of Public Relation & CSR Semen Indonesia melanjutkan, selain bantuan pembangunan RTLH dari CSR perusahaan, masih terdapat tambahan delapan unit lagi yang merupakan sumbangsih dari zakat, infaq dan shodaqah seluruh Karyawan Semen Indonesia di Tuban melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Semen Indonesia.
Artikel Terkait: harga acrylic
Jika ditotal, pada 2019 ini Semen Indonesia membangun RTLH sebanyak 15 unit.
Dengan diberikannya bantuan rehab rumah tersebut, perusahaan berharap dapat membuat para penerima bantuan (penghuni, red) lebih nyaman menempati tempat tinggalnya.
Dia menambahkan rumah yang dibangun ini merupakan usulan dari pihak desa, kemudian diverifikasi kelayakannya untuk mendapatkan bantuan.
Skala prioritas juga menjadi acuan perusahaan dalam memberikan bantuanbantuan RTLH ke warga yang berhak menerima.
Baca Juga: Aquaproof
Senior Manager of Public Relation & CSR Semen Indonesia, Setiawan Prasetyo, mengatakan Semen Indonesia (SMI) Pabrik Tuban melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)-nya, sedang membangun RTLH sebanyak tujuh unit rumah yang berada di wilayah operasional perusahaan di tahun 2019.
Namun saat ini baru unit lima unit RTLH yang rampung digarap, sedangkan dua unit lainnya masih dalam tahap survey lokasi. Untuk anggaran tiap unit rumah nilainya sebesar Rp 45 juta.
"Sebanyak lima unit pembangunan RTLH sudah selesai dan diserahterimakan kepada warga penerima, yang dua unit lagi menyusul dan saat ini masih dalam tahap survey lokasi," kata Setiawan, Selasa (2/7/2019).
Iwan sapaan akrab Senior Manager of Public Relation & CSR Semen Indonesia melanjutkan, selain bantuan pembangunan RTLH dari CSR perusahaan, masih terdapat tambahan delapan unit lagi yang merupakan sumbangsih dari zakat, infaq dan shodaqah seluruh Karyawan Semen Indonesia di Tuban melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Semen Indonesia.
Artikel Terkait: harga acrylic
Jika ditotal, pada 2019 ini Semen Indonesia membangun RTLH sebanyak 15 unit.
Dengan diberikannya bantuan rehab rumah tersebut, perusahaan berharap dapat membuat para penerima bantuan (penghuni, red) lebih nyaman menempati tempat tinggalnya.
Dia menambahkan rumah yang dibangun ini merupakan usulan dari pihak desa, kemudian diverifikasi kelayakannya untuk mendapatkan bantuan.
Skala prioritas juga menjadi acuan perusahaan dalam memberikan bantuanbantuan RTLH ke warga yang berhak menerima.
Penyebab Situasi Ekonomi Semester Kedua Semen Indonesia Membaik
Optimisme terhadap pertumbuhan pasar semen domestik kembali membuncah. Setelah sempat mengalami kelesuan dan penurunan penjualan pada semester pertama, tahun 2019, semester kedua diharapkan membaik dan memperbaiki kelesuan pasar semen.
Baca Juga: harga batu alam
Hal ini terungkap dalam dialog “Proyeksi Pembangunan Infrastruktur dan Properti Jawa Tengah 2019", yang digelar dalam rangka Halalbihalal PT Semen Indonesia dengan wartawan Jawa tengah, yang digelar di hotel Grand Arkenso Parkview, Semarang, Selasa (2/7) malam lalu. General Manager (GM) of Corporate Communication PT Semen Indonesia Tbk, Sigit Wahono, mengatakan secara umum di semester satu tahun 2019 ini pasar semen nasional memang mengalami penurunan, sekitar empat persen.
Untuk Semen Indonesia di Jawa Tengah yang paling terasa adalah penurunan di produk semen curah. “Sehingga total di Jawa Tengah penjualan kita (Semen Indonesia) sampai dengan bulan Mei 2019-- tercatat mencapai 1,25 juta ton,” jelasnya.
Jumlah ini, turun hampir 25 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang tercatat mencapai 1,6 juta ton. Sedangkan dari PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), secara produksi dari tahun sebelumnya di 640 ribu ton turun sekitar 9,4 persen, menjadi sekitar 580 ribu ton.
Menurutnya, kondisi kelesuan pasar semen pada semester satu memang menjadi fenomena. Hal ini dipicu oleh proyek infrastruktur dan proyek swasta yang belum mulai di awal tahun juga belum mulai dan proyek tahun sebelumnya sudah seklesai.
Kebetulan pada semester satu tahun 2019 ini, juga ditambah lagi dengan adanya hajat pesta demokrasi yang membuat para investor cenderung menunggu kondisi yang relatif lebih tenang. “Namun setelah Pemilu selesai ternyata masih ada Hari raya idul Fitri dan libur panjang, sehingga masa tunggu tersebut juga semakin bertambah panjang,” lanjutnya.
Sigit juga mengungkapkan, para pemain semen ini berharap di semester kedua tahun ini ada reborn terhadap kondisi perekonomian yang akan berpengaruh kembali pada pembangunan infrastruktur maupun properti. “Jadi mungkin memang seperti itu, kondisi perekonomian di Jawa Tengah sendiri penjualan kita mengalami penurunan, tetapi harapannya kondisi yang disebabkan oleh fenomena tahunan di semester satu ini dapat kita perbaiki di semester kedua,” tandasnya.
Perihal prospek perbaikan atas situasi pasar semen di semester kedua, juga diungkapkan oleh Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah, MR Prijanto, yang juga menjadi pemateri dalam dialog kali ini.
Menurutnya, masih terbuka bagi pemain semen, untuk memperbaiki kelesuan yang sempat terjadi pada semester pertama tahun ini. Ia mengungkapkan, sebagai gambaran untuk Jawa Tengah, kekurangan hunian masih mencapai 844 ribu unit atau 10 persen dari kebutuhan hunian nasional.
Tugas REI yang paling utama membangun perumahan. Untuk REI Jawa Tengah yang utama menyediakan rumah untuk Polri, rumah untuk PNS, perumahan di kawasan industri, perumahan untuk pekerja sektor informal.
Disamping itu juga membangun kota baru, kalau di Semarang seperti BSB, KEK Kendal, kawasan strategis pariwisata di Borobudur. “Sedangkan apa yang dibangun oleh REI ini jenisnya juga cukup banyak, ada rumah sejahtera tapak, rumah menengah, rusun, apartemen, hotel dan lainnya, seperti rumah sakit dan pergudangan,” jelasnya.
Tahun 2019 ini, jelasnya, berapa yang akan dilakukan oleh REI Jawa Tengah, kami akan membangun dan sudah siap 11.031 unit untuk rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dari total yang ditugaskan REI Pusat sebanyak 200 ribuan rumah MBR.
Kemudian yang nonMBR, dalam tiga tahun terakhir REI Jateng bisa membangun rumah mencapai 27 ribu unit selama tiga tahun. Atau rata- rata tiap tahun ini 10 ribu unit rumah non MBR.
Sedangkan nonsubsidi (membangun rumah menengah), apartemen totalnya 2.800 unit. Dengan asumsi ini, setiap REI membangun perumahan material yang diperlukan cukup banyak. Khusus untuk membangun rumah MBR saja, dibutuhkan 40 sampai 50 sak semen per rumah.
Artikel Terkait: harga batu bata
“Jadi kalau misalnya kami membangun 10 ribu saja, kira- kira butuh 500 ribu sak kebutuhannya khusus untuk MBR. Ini belum kebutuhan pembangunan rumah yang non MBR, apartemen dan lainnya,” kata Prijanto.
Di luar bangunan rumah, lanjutnya, di lahan tersebut juga butuh pembanunan jalan lingkungan. Jalan lingkungan sekarang hampir semua mensyaratkan jalan beton yang memerlukan readymix atau semen sak.
“Sehingga kebutuhan semen untuk Jawa Tengah kami perkirakan untuk perumahan dan jalan saja bisa mencapai 1 juta sak, tersebar di seluruh Jawa Tengah,” tandasnya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Arief Julianto menyampaikan, kelesuan investasi belum berpengaruh terhadap kebutuhan tempat tinggal. “Pun demikian jika otoritas Bank Indonesia melakukan kebijakan suku bunga bank,” katanya.
Baca Juga: harga batu alam
Hal ini terungkap dalam dialog “Proyeksi Pembangunan Infrastruktur dan Properti Jawa Tengah 2019", yang digelar dalam rangka Halalbihalal PT Semen Indonesia dengan wartawan Jawa tengah, yang digelar di hotel Grand Arkenso Parkview, Semarang, Selasa (2/7) malam lalu. General Manager (GM) of Corporate Communication PT Semen Indonesia Tbk, Sigit Wahono, mengatakan secara umum di semester satu tahun 2019 ini pasar semen nasional memang mengalami penurunan, sekitar empat persen.
Untuk Semen Indonesia di Jawa Tengah yang paling terasa adalah penurunan di produk semen curah. “Sehingga total di Jawa Tengah penjualan kita (Semen Indonesia) sampai dengan bulan Mei 2019-- tercatat mencapai 1,25 juta ton,” jelasnya.
Jumlah ini, turun hampir 25 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang tercatat mencapai 1,6 juta ton. Sedangkan dari PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), secara produksi dari tahun sebelumnya di 640 ribu ton turun sekitar 9,4 persen, menjadi sekitar 580 ribu ton.
Menurutnya, kondisi kelesuan pasar semen pada semester satu memang menjadi fenomena. Hal ini dipicu oleh proyek infrastruktur dan proyek swasta yang belum mulai di awal tahun juga belum mulai dan proyek tahun sebelumnya sudah seklesai.
Kebetulan pada semester satu tahun 2019 ini, juga ditambah lagi dengan adanya hajat pesta demokrasi yang membuat para investor cenderung menunggu kondisi yang relatif lebih tenang. “Namun setelah Pemilu selesai ternyata masih ada Hari raya idul Fitri dan libur panjang, sehingga masa tunggu tersebut juga semakin bertambah panjang,” lanjutnya.
Sigit juga mengungkapkan, para pemain semen ini berharap di semester kedua tahun ini ada reborn terhadap kondisi perekonomian yang akan berpengaruh kembali pada pembangunan infrastruktur maupun properti. “Jadi mungkin memang seperti itu, kondisi perekonomian di Jawa Tengah sendiri penjualan kita mengalami penurunan, tetapi harapannya kondisi yang disebabkan oleh fenomena tahunan di semester satu ini dapat kita perbaiki di semester kedua,” tandasnya.
Perihal prospek perbaikan atas situasi pasar semen di semester kedua, juga diungkapkan oleh Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah, MR Prijanto, yang juga menjadi pemateri dalam dialog kali ini.
Menurutnya, masih terbuka bagi pemain semen, untuk memperbaiki kelesuan yang sempat terjadi pada semester pertama tahun ini. Ia mengungkapkan, sebagai gambaran untuk Jawa Tengah, kekurangan hunian masih mencapai 844 ribu unit atau 10 persen dari kebutuhan hunian nasional.
Tugas REI yang paling utama membangun perumahan. Untuk REI Jawa Tengah yang utama menyediakan rumah untuk Polri, rumah untuk PNS, perumahan di kawasan industri, perumahan untuk pekerja sektor informal.
Disamping itu juga membangun kota baru, kalau di Semarang seperti BSB, KEK Kendal, kawasan strategis pariwisata di Borobudur. “Sedangkan apa yang dibangun oleh REI ini jenisnya juga cukup banyak, ada rumah sejahtera tapak, rumah menengah, rusun, apartemen, hotel dan lainnya, seperti rumah sakit dan pergudangan,” jelasnya.
Tahun 2019 ini, jelasnya, berapa yang akan dilakukan oleh REI Jawa Tengah, kami akan membangun dan sudah siap 11.031 unit untuk rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dari total yang ditugaskan REI Pusat sebanyak 200 ribuan rumah MBR.
Kemudian yang nonMBR, dalam tiga tahun terakhir REI Jateng bisa membangun rumah mencapai 27 ribu unit selama tiga tahun. Atau rata- rata tiap tahun ini 10 ribu unit rumah non MBR.
Sedangkan nonsubsidi (membangun rumah menengah), apartemen totalnya 2.800 unit. Dengan asumsi ini, setiap REI membangun perumahan material yang diperlukan cukup banyak. Khusus untuk membangun rumah MBR saja, dibutuhkan 40 sampai 50 sak semen per rumah.
Artikel Terkait: harga batu bata
“Jadi kalau misalnya kami membangun 10 ribu saja, kira- kira butuh 500 ribu sak kebutuhannya khusus untuk MBR. Ini belum kebutuhan pembangunan rumah yang non MBR, apartemen dan lainnya,” kata Prijanto.
Di luar bangunan rumah, lanjutnya, di lahan tersebut juga butuh pembanunan jalan lingkungan. Jalan lingkungan sekarang hampir semua mensyaratkan jalan beton yang memerlukan readymix atau semen sak.
“Sehingga kebutuhan semen untuk Jawa Tengah kami perkirakan untuk perumahan dan jalan saja bisa mencapai 1 juta sak, tersebar di seluruh Jawa Tengah,” tandasnya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Arief Julianto menyampaikan, kelesuan investasi belum berpengaruh terhadap kebutuhan tempat tinggal. “Pun demikian jika otoritas Bank Indonesia melakukan kebijakan suku bunga bank,” katanya.
Penyebab Penjualan Semen Tumbuh Tipis 3,68%
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat penjualan industri semen di Indonesia pada bulan Juni hanya mampu tumbuh tipis 3,68% year-on-year (YoY) menjadi 4,06 juta ton dari torehan Juni 2018 yang sebesar 3,92 juta ton.
Baca Juga: harga keramik kamar mandi
Sayangnya, pertumbuhan positif tersebut gagal mengerek total penjualan semen pada paruh pertama tahun ini. Sepanjang periode Jan-Juni total produksi semen Tanah Air masih membukukan kontraksi 1,91% secara tahunan menjadi 28,24 juta ton.
Hal ini dikarenakan pada bulan April dan bulan Mei penjualan industri semen mencatatkan penurunan masing-masing 6,69% dan 10,63% secara tahunan.
Setalah Turun, Juni Penjualan Semen Tumbuh Tipis 3,68%Foto: Asosiasi Semen Indonesia
Data ASI memperlihatkan, penjualan bulan Juni dapat tumbuh positif karena total penjualan semen domestik melesat 16,38% YoY menjadi 3,86 juta ton dari 3,32 juta ton di Juni 2018.
Lebih lanjut, melajunya penjualan semen domestik tidak terlepas dari peningkatan penjualan semen di wilayah Jawa yang memberikan kontribusi setengah dari penjualan lokal.
Wilayah Jawa mencatatkan pertumbuhan semen hingga 17,86% secara tahunan, dimana provinsi Banten dan Jawa Barat membukukan kenaikan paling tinggi. Banten mencatat pertumbuhan penjualan semen hingga 32,55% YoY menjadi 177.634 ton, sedangkan Jawa Barat tumbuh 29,64% YoY ke 600.400 ton.
Di antara 6 provinsi di pulau Jawa, hanya DKI Jakarta yang mencatatkan kontraksi sebesar 1.01% YoY. Hal ini mengakibatkan sepanjang tahun berjalan, penjualan semen domestik DKI Jakarta anjlok 15,42% YoY.
Sementara itu, tidak hanya wilayah Jawa saja yang meningkat, bahkan kawasan Indonesia Bagian Timur mampu melesat 89,97% YoY, meski nilainya masih cukup kecil yaitu 148.981 ton.
Wilayah lainnya juga berhasil mencatatkan rapor hijau, termasuk pulau Sumatra (11,78% YoY), pulau Kalimantan (1,16% YoY), pulau Sulawesi (6,59% YoY), dan kawasan Nusa Tenggara (22,26% YoY).
Di lain pihak, berkebalikan dengan torehan prestasi penjualan semen domestik, ekspor semen masih mencatat rapor merah terjun bebas 80,96% secara tahunan menjadi hanya 30.251 ton dari 158.847 ton.
Artikel Terkait: lantai granit
Sementara itu penjualan ekspor klinker juga terperosok dengan anjlok 61,29 YoY menjadi 170.940 ton. Penurunan tersebut lebih dalam dari catatan bulan Mei yang hanya terkontraksi tipis 5,92% YoY.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan, beberapa emiten produsen semen tercatat finis di zona merah. Pasalnya, penjualan bulan Juni industri semen hanya naik tipis, dimana tidak mampu mendorong penjualan semen semester I-2019 tumbuh positif.
Baca Juga: harga keramik kamar mandi
Sayangnya, pertumbuhan positif tersebut gagal mengerek total penjualan semen pada paruh pertama tahun ini. Sepanjang periode Jan-Juni total produksi semen Tanah Air masih membukukan kontraksi 1,91% secara tahunan menjadi 28,24 juta ton.
Hal ini dikarenakan pada bulan April dan bulan Mei penjualan industri semen mencatatkan penurunan masing-masing 6,69% dan 10,63% secara tahunan.
Setalah Turun, Juni Penjualan Semen Tumbuh Tipis 3,68%Foto: Asosiasi Semen Indonesia
Data ASI memperlihatkan, penjualan bulan Juni dapat tumbuh positif karena total penjualan semen domestik melesat 16,38% YoY menjadi 3,86 juta ton dari 3,32 juta ton di Juni 2018.
Lebih lanjut, melajunya penjualan semen domestik tidak terlepas dari peningkatan penjualan semen di wilayah Jawa yang memberikan kontribusi setengah dari penjualan lokal.
Wilayah Jawa mencatatkan pertumbuhan semen hingga 17,86% secara tahunan, dimana provinsi Banten dan Jawa Barat membukukan kenaikan paling tinggi. Banten mencatat pertumbuhan penjualan semen hingga 32,55% YoY menjadi 177.634 ton, sedangkan Jawa Barat tumbuh 29,64% YoY ke 600.400 ton.
Di antara 6 provinsi di pulau Jawa, hanya DKI Jakarta yang mencatatkan kontraksi sebesar 1.01% YoY. Hal ini mengakibatkan sepanjang tahun berjalan, penjualan semen domestik DKI Jakarta anjlok 15,42% YoY.
Sementara itu, tidak hanya wilayah Jawa saja yang meningkat, bahkan kawasan Indonesia Bagian Timur mampu melesat 89,97% YoY, meski nilainya masih cukup kecil yaitu 148.981 ton.
Wilayah lainnya juga berhasil mencatatkan rapor hijau, termasuk pulau Sumatra (11,78% YoY), pulau Kalimantan (1,16% YoY), pulau Sulawesi (6,59% YoY), dan kawasan Nusa Tenggara (22,26% YoY).
Di lain pihak, berkebalikan dengan torehan prestasi penjualan semen domestik, ekspor semen masih mencatat rapor merah terjun bebas 80,96% secara tahunan menjadi hanya 30.251 ton dari 158.847 ton.
Artikel Terkait: lantai granit
Sementara itu penjualan ekspor klinker juga terperosok dengan anjlok 61,29 YoY menjadi 170.940 ton. Penurunan tersebut lebih dalam dari catatan bulan Mei yang hanya terkontraksi tipis 5,92% YoY.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan, beberapa emiten produsen semen tercatat finis di zona merah. Pasalnya, penjualan bulan Juni industri semen hanya naik tipis, dimana tidak mampu mendorong penjualan semen semester I-2019 tumbuh positif.
Penyebab Penjualan Semen Indonesia Juni Tumbuh 32%
Perusahaan holding (induk) semen badan usaha milik negara, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), pada Juni hanya mampu menjual 1,58 juta ton atau tumbuh tipis 0,58% year-on-year (YoY). Perolehan ini membaik dari catatan bulan Mei yang anjlok 9,71% secara tahunan.
SMGR berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan positif karena, ekspor perusahaan tercatat naik 11,53% YoY ke 1,43 juta ton. Sedangkan penjualan dalam negeri tercatat anjlok 48,28% YoY menjadi 148.857 ton.
Baca Juga: Semen Merah Putih
Penurunan penjualan domestik sejatinya bukan indikasi yang baik karena ini menandakan aktifitas pembangunan yang turun, karena lesunya permintaan.
Terima Kasih SBI, Penjulan Semen SMGR Berhasil Tumbuh 32%Foto: Asosiasi Semen Indonesia
Di lain pihak, menilik rilis data Asosiasi Semen Indonesia di atas, jika dianalisa dari segi perolehan konsolidasi, maka penjualan Grup Semen Indonesia melesat 32,39% secara tahunan menjadi 2,37 juta ton. Capaian tersebut mayoritas didongkrak oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI).
Total penjualan TLCC bulan lalu meningkat 1,85% secara tahunan, dari 219.918 ton. Sedangkan, volume penjualan SBI tumbuh lebih tinggi mencapai 6,23% ke level 566.015 ton.
Uniknya, jika dilihat dari perolehan sepanjang tahun berjalan, baik SMGR, TLCC, maupun SBI semuanya mencatatkan koreksi. Akan tetapi, jika dikonsolidasikan, maka pada semester II-2019 Grup Semen Indonesia berhasil mencatatkan kenaikan penjualan hingga 35,31% secara tahunan.
Artikel Terkait: batu kali
Padahal pada paruh kedua tahun ini, total penjualan SMGR turun 4,86% YoY, penjualan TLCC anjlok 23,39% YoY, dan SBI melemah 3,3%.
Namun, pelaku pasar tampaknya lebih memilih untuk menganalisis kinerja perusahaan secara individual. Alhasil, rilis data terbaru penjualan semen tersebut kurang diapresiasi investor.
Hal ini terlihat dari terkoreksi harga saham SMGR dan dan SBI dengan kode emiten SMCB, masing-masing sebesar 0,2% dan 0,63%.
SMGR berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan positif karena, ekspor perusahaan tercatat naik 11,53% YoY ke 1,43 juta ton. Sedangkan penjualan dalam negeri tercatat anjlok 48,28% YoY menjadi 148.857 ton.
Baca Juga: Semen Merah Putih
Penurunan penjualan domestik sejatinya bukan indikasi yang baik karena ini menandakan aktifitas pembangunan yang turun, karena lesunya permintaan.
Terima Kasih SBI, Penjulan Semen SMGR Berhasil Tumbuh 32%Foto: Asosiasi Semen Indonesia
Di lain pihak, menilik rilis data Asosiasi Semen Indonesia di atas, jika dianalisa dari segi perolehan konsolidasi, maka penjualan Grup Semen Indonesia melesat 32,39% secara tahunan menjadi 2,37 juta ton. Capaian tersebut mayoritas didongkrak oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI).
Total penjualan TLCC bulan lalu meningkat 1,85% secara tahunan, dari 219.918 ton. Sedangkan, volume penjualan SBI tumbuh lebih tinggi mencapai 6,23% ke level 566.015 ton.
Uniknya, jika dilihat dari perolehan sepanjang tahun berjalan, baik SMGR, TLCC, maupun SBI semuanya mencatatkan koreksi. Akan tetapi, jika dikonsolidasikan, maka pada semester II-2019 Grup Semen Indonesia berhasil mencatatkan kenaikan penjualan hingga 35,31% secara tahunan.
Artikel Terkait: batu kali
Padahal pada paruh kedua tahun ini, total penjualan SMGR turun 4,86% YoY, penjualan TLCC anjlok 23,39% YoY, dan SBI melemah 3,3%.
Namun, pelaku pasar tampaknya lebih memilih untuk menganalisis kinerja perusahaan secara individual. Alhasil, rilis data terbaru penjualan semen tersebut kurang diapresiasi investor.
Hal ini terlihat dari terkoreksi harga saham SMGR dan dan SBI dengan kode emiten SMCB, masing-masing sebesar 0,2% dan 0,63%.
Rabu, 03 Juli 2019
Beginilah Uniknya Kerajinan Kayu di Jakarta Fair
Event Jakarta Fair Kemayoran yang dibuka sejak 22 Mei hingga 30 Juni 2019 dapat dikatakan sebagai tempat wisata belanja baru bagi masyarakat khususnya di Jabodetabek.
Pasalnya, pameran yang berlangsung 40 hari tersebut menyuguhkan ribuan stan yang tersebar di seluruh area, pengunjung tidak akan bosan karena banyaknya hiburan yang disuguhkan.
Baca Juga: harga baja ringan
Jakarta Fair Kemayoran juga dijadikan sebagai ajang unjuk gigi para pelaku industri UMKM dari berbagai daerah untuk memamerkan hasil karyanya, baik dalam kategori kuliner hingga interior rumah.
Salah satunya ialah stan dari Provinsi Jawa Timur ‘Benson Desain’ dimana menyediakan aneka dekorasi rumah berbahan kayu seperti jam dinding, pernak-pernik pernikahan, aksesoris wanita hingga gantungan kunci.
Uniknya, sang pengrajin bernama Trino Tri Saputro mengaku kayu yang digunakan sebagai bahan baku diambil dari limbah pabrik untuk didaur ulang menjadi barang-barang yang lebih bernilai.
“Bahan yang kita gunakan itu dari kayu pinus atau orang sini sebutnya kayu jati Belanda. Sebenarnya kayu-kayunya itu diambil dari bekas backing mesin, bekas pallet yang kita olah lagi nah kita ambil yang paling baik enggak ada lubang paku dan mata kayu buat jadi produk,” ujarnya .
Rentang harga yang ditawarkan pun terjangkau yakni mulai Rp 10 ribu hingga Rp 500 ribu.
Selain itu, ada pula promo bagi pengunjung dimana mendapatkan diskon 20 persen untuk semua barang tanpa minimum pembelian.
Adapun produk favoritnya ialah jam dinding, dimana pengunjung juga dapat menyesuaikan keinginannya baik dari segi penampilan dan lebarnya.
Selain itu, ada juga aksesoris wanita seperti cincin dan kalung yang didesain ulang menggunakan tambahan resin sebagai pemanis.
Artikel Terkait: kitchen set minimalis
“Favoritnya kalau disini ada jam dinding kayu, ada juga aksesoris wanita yang kita kombinasikan dengan bahan resin. Jadi basic pembuatannya tetap kayu walau nanti ada penambahan dari bahan-bahan lain," tambah Trino.
Pasalnya, pameran yang berlangsung 40 hari tersebut menyuguhkan ribuan stan yang tersebar di seluruh area, pengunjung tidak akan bosan karena banyaknya hiburan yang disuguhkan.
Baca Juga: harga baja ringan
Jakarta Fair Kemayoran juga dijadikan sebagai ajang unjuk gigi para pelaku industri UMKM dari berbagai daerah untuk memamerkan hasil karyanya, baik dalam kategori kuliner hingga interior rumah.
Salah satunya ialah stan dari Provinsi Jawa Timur ‘Benson Desain’ dimana menyediakan aneka dekorasi rumah berbahan kayu seperti jam dinding, pernak-pernik pernikahan, aksesoris wanita hingga gantungan kunci.
Uniknya, sang pengrajin bernama Trino Tri Saputro mengaku kayu yang digunakan sebagai bahan baku diambil dari limbah pabrik untuk didaur ulang menjadi barang-barang yang lebih bernilai.
“Bahan yang kita gunakan itu dari kayu pinus atau orang sini sebutnya kayu jati Belanda. Sebenarnya kayu-kayunya itu diambil dari bekas backing mesin, bekas pallet yang kita olah lagi nah kita ambil yang paling baik enggak ada lubang paku dan mata kayu buat jadi produk,” ujarnya .
Rentang harga yang ditawarkan pun terjangkau yakni mulai Rp 10 ribu hingga Rp 500 ribu.
Selain itu, ada pula promo bagi pengunjung dimana mendapatkan diskon 20 persen untuk semua barang tanpa minimum pembelian.
Adapun produk favoritnya ialah jam dinding, dimana pengunjung juga dapat menyesuaikan keinginannya baik dari segi penampilan dan lebarnya.
Selain itu, ada juga aksesoris wanita seperti cincin dan kalung yang didesain ulang menggunakan tambahan resin sebagai pemanis.
Artikel Terkait: kitchen set minimalis
“Favoritnya kalau disini ada jam dinding kayu, ada juga aksesoris wanita yang kita kombinasikan dengan bahan resin. Jadi basic pembuatannya tetap kayu walau nanti ada penambahan dari bahan-bahan lain," tambah Trino.
Alasan Mowilex Luncurkan Buku Kisah Pengukir Bali
Sebagai perusahaan cat premium yang memiliki produk woodstain, Mowilex telah lama menaruh perhatian kepada dekorasi dan karya seni lokal yang banyak menggunakannya. Baru-baru ini Mowilex bersama Agung Rai Museum of Art (ARMA) Gellery meluncurkan buku ”Balinese Woodcarving – A Heritage to Treasure”.
Baca Juga: ukuran triplek
Niko Safavi, Presiden Direktur Mowilex Indonesia, mengatakan, pembuatan buku yang merupakan bagian dari CSR perusahaan ini mengangkat kisah hidup lima maestro seni ukir kayu bali yang mendedikasikan hidupnya untuk memelihara kesenian tersebut. Tujuannya untuk mendukung industri seni ukir kayu Bali dan melestarikannya bagi generasi mendatang. Kelima maestro tersebut adalah I Made Ada, I Wayan Mudana, I Wayan Muka, I Nyoman Edi Suardana, dan I Wayan Suwija.
Selain itu, pemilihan kisah seniman ukir Bali ini juga mempertimbangkan bahwa seni ukir kayu Bali berkontribusi terhadap ekonomi kreatif Indonesia dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 8,47% pada tahun 2018.
“Kami merasa terhormat karena para pengrajin Bali ini telah mempercayakan produk Mowilex Woodstain selama hampir satu abad. Karenanya, Mowilex akan selalu mendengarkan masukan agar dapat menyediakan produk terbaik lainnya untuk ukiran kayu di masa akan datang,” ujar Niko.
Adapun buku tersebut dicetak sebanyak 1.000 eksemplar yang akan didistribusikan secara gratis kepada pelaku industri perhotelan, desainer, dan semua pihak yang tertarik mengenal seni kerajinan ini. Buku versi digital pun tersedia, namun semuanya tidak dijual umum, karena Mowilex ingin target buku ini tepat sasaran bukan sekadar komersial.
Niko berharap cerita-cerita di dalamnya bisa menjadi sumber referensi bagi siapapun peminat seni ukir kayu Bali, terutama pelaku usah perhotelan, desainer interior, arsitek, dan pemilik usaha internasional, yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan pengetahuan terhadap Mowilex.
”Tentu semua perusahaan ingin meningkat brand awareness-nya. Kami bersyukur telah diakui sebagai anggota dan mitra komunitas pengrajin kayu. Semakin kami mendekatkan diri dengan komunitas maka semakin meningkatkan awareness terhadap Mowilex,” ujarnya.
Artikel Terkait: Semen Merah Putih
Sementara itu, Anak Agung Gede Rai, pemilik ARMA Gallery, menyatakan respons positif atas perhatian perusahaan cat sekelas Mowilex terhadap nilai-nilai dan kemajuan seni ukir di Indonesia khususnya Bali. “Buku ini bisa menjadi salah satu strategi utuk mempromosikan dan mewariskan seni ukir Bali, mendorong generasi muda untuk meneruskan kesenian ini,” ungkapnnya.
Baca Juga: ukuran triplek
Niko Safavi, Presiden Direktur Mowilex Indonesia, mengatakan, pembuatan buku yang merupakan bagian dari CSR perusahaan ini mengangkat kisah hidup lima maestro seni ukir kayu bali yang mendedikasikan hidupnya untuk memelihara kesenian tersebut. Tujuannya untuk mendukung industri seni ukir kayu Bali dan melestarikannya bagi generasi mendatang. Kelima maestro tersebut adalah I Made Ada, I Wayan Mudana, I Wayan Muka, I Nyoman Edi Suardana, dan I Wayan Suwija.
Selain itu, pemilihan kisah seniman ukir Bali ini juga mempertimbangkan bahwa seni ukir kayu Bali berkontribusi terhadap ekonomi kreatif Indonesia dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 8,47% pada tahun 2018.
“Kami merasa terhormat karena para pengrajin Bali ini telah mempercayakan produk Mowilex Woodstain selama hampir satu abad. Karenanya, Mowilex akan selalu mendengarkan masukan agar dapat menyediakan produk terbaik lainnya untuk ukiran kayu di masa akan datang,” ujar Niko.
Adapun buku tersebut dicetak sebanyak 1.000 eksemplar yang akan didistribusikan secara gratis kepada pelaku industri perhotelan, desainer, dan semua pihak yang tertarik mengenal seni kerajinan ini. Buku versi digital pun tersedia, namun semuanya tidak dijual umum, karena Mowilex ingin target buku ini tepat sasaran bukan sekadar komersial.
Niko berharap cerita-cerita di dalamnya bisa menjadi sumber referensi bagi siapapun peminat seni ukir kayu Bali, terutama pelaku usah perhotelan, desainer interior, arsitek, dan pemilik usaha internasional, yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan pengetahuan terhadap Mowilex.
”Tentu semua perusahaan ingin meningkat brand awareness-nya. Kami bersyukur telah diakui sebagai anggota dan mitra komunitas pengrajin kayu. Semakin kami mendekatkan diri dengan komunitas maka semakin meningkatkan awareness terhadap Mowilex,” ujarnya.
Artikel Terkait: Semen Merah Putih
Sementara itu, Anak Agung Gede Rai, pemilik ARMA Gallery, menyatakan respons positif atas perhatian perusahaan cat sekelas Mowilex terhadap nilai-nilai dan kemajuan seni ukir di Indonesia khususnya Bali. “Buku ini bisa menjadi salah satu strategi utuk mempromosikan dan mewariskan seni ukir Bali, mendorong generasi muda untuk meneruskan kesenian ini,” ungkapnnya.
Selasa, 02 Juli 2019
Inilah Sangkar Burung Buatan Perajin Bekas Kuli Bangunan
Sangkar burung setinggi 1 meter itu penuh dengan ukiran tiga dimensi di bagian atasnya. Salah satu ukiran yang paling menarik perhatian adalah replika naga lengkap dengan Sisik, taring dan kumis. Ukiran naga itu menyatu dengan kaitan yang diukir tak kalah detil.
“Satu jenis sangkar Burung seperti ini bisa dibanderol hingga Rp 4 juta, waktu itu pernah ada yang memesannya,” ujar salah satu pekerja sosial dan pengajar ketrampilan di Panti Sosial Bina Rungu Wicara (PSBRW) Melati, Bambang Sulistiyono, saat diwawancara di PSBRW Melati, Bambu Apus, Jakarta Timur, Kamis 6 September 2018.
Baca Juga: harga satuan pekerjaan tukang
Sangkar Burung berukir dari kayu jati itu merupakan hasil tangan terampil Arya Widi Saputra, 28 tahun, penghuni sekaligus instruktur ketrampilan di lembaga yang mendidik dan memberdayakan insan tuli itu. Arya dapat menghabiskan waktu sekitar satu bulan untuk mengukir sekaligus membuat Sangkar burung seberat 6 Kilogram tersebut.
Arya sendiri yang mendesain pola ukir di sangkar burung melalui program desain grafis komputer. Insan tuli asal Jawa Tengah ini kemudian mengaplikasikannya pada kayu jati yang sudah diukur dan dipotong. Setelah itu, ia pula yang mengamplasnya hingga halus dan melapisinya dengan plitur. Semua proses dikerjakan Arya dengan sangat fokus dan detail.
“Dari semua proses, yang tersulit adalah saat membuat ukirannya,” ujar Arya melalui penerjemah bahasa isyarat Vivi Indriani. Selain itu, Aria juga harus bersabar ketika membuat jeruji Sangkar yang hanya sebesar lidi. Lantaran jeruji ini harus memiliki ukuran yang sama dan antar jeruji harus dipasang Presisi, yaitu 1,5 cm.
Selain Arya, ada pula Haikal Alfarizi, 22 tahun, insan tuli yang sudah dua tahun ini menjadi murid Arya. Haikal memproduksi Sangkar Burung yang lebih kecil dan terbuat dari kayu Mahoni. Masih ada dua insan tuli lainnya yang membuat sangkar burung di PSBRW Melati. Rata rata, mereka dapat memproduksi 4 sampai 6 sangkar Burung setiap Minggunya.
“Sangkar burung yang diproduksi, adalah sangkar burung dengan ukuran lebih kecil sekitar 50 cm dan sangkar burung yang dijadikan hiasan kap lampu,” ujar Vivi Indriani. Bila sangkar burung berukir dari kayu jati bisa terjual hingga Rp4 juta, maka Sangkar Burung yang lebih kecil dibanderol sekitar Rp 100 - 400 ribu. Meski berukuran lebih kecil, sangkar burung tersebut tetap dihiasi ukiran yang sangat detil.
Sangkar Burung ini tidak hanya terjual di Indonesia. Pada pertemuan menteri menteri se-ASEAN tahun lalu, lebih 20 sangkar burung buatan para pengrajin tuli, ini diborong para menteri dari negara negara ASEAN. “Thailand adalah salah satu negara yang memesan cukup banyak,” ujar Vivi.
Demi memenuhi permintaan pasar, PSBRW Melati mendatangkan bahan baku berupa Kayu jati dan kayu Mahoni dari daerah Jawa tengah. Sedangkan untuk lapisan plitur atau cat akrilik, para pengrajin bisa mendapatkannya di toko bahan bangunan di sekitar panti.
Artikel Terkait: harga tandon air
Diakui pengurus panti, faktor tersulit yang dihadapi para pengrajin adalah ketersediaan pengajar bagi insan tuli yang ingin mengembangkan keterampilan dibidang pembuatan sangkar burung. “Kami perlu memberikan teknik dan keterampilan yang baru untuk mereka, agar dapat memenuhi permintaan dan selera pasar nantinya,” ujar Koordinator Sumber Daya Manusia PSBRW Melati, Kokom Komalawati.
Menurut Kokom, selain keterampilan membuat sangkar burung, ada keterampilan unggul lainnya yang dimiliki insan tuli di PSBRW Melati. Ada keterampilan membuat barang barang konveksi, barang barang gerabah, logam, mebel hingga lukisan. Para pengrajin tuli ini mendapatkan pembekalan keterampilan sekitar tiga sampai empat jam setiap harinya.
“Satu jenis sangkar Burung seperti ini bisa dibanderol hingga Rp 4 juta, waktu itu pernah ada yang memesannya,” ujar salah satu pekerja sosial dan pengajar ketrampilan di Panti Sosial Bina Rungu Wicara (PSBRW) Melati, Bambang Sulistiyono, saat diwawancara di PSBRW Melati, Bambu Apus, Jakarta Timur, Kamis 6 September 2018.
Baca Juga: harga satuan pekerjaan tukang
Sangkar Burung berukir dari kayu jati itu merupakan hasil tangan terampil Arya Widi Saputra, 28 tahun, penghuni sekaligus instruktur ketrampilan di lembaga yang mendidik dan memberdayakan insan tuli itu. Arya dapat menghabiskan waktu sekitar satu bulan untuk mengukir sekaligus membuat Sangkar burung seberat 6 Kilogram tersebut.
Arya sendiri yang mendesain pola ukir di sangkar burung melalui program desain grafis komputer. Insan tuli asal Jawa Tengah ini kemudian mengaplikasikannya pada kayu jati yang sudah diukur dan dipotong. Setelah itu, ia pula yang mengamplasnya hingga halus dan melapisinya dengan plitur. Semua proses dikerjakan Arya dengan sangat fokus dan detail.
“Dari semua proses, yang tersulit adalah saat membuat ukirannya,” ujar Arya melalui penerjemah bahasa isyarat Vivi Indriani. Selain itu, Aria juga harus bersabar ketika membuat jeruji Sangkar yang hanya sebesar lidi. Lantaran jeruji ini harus memiliki ukuran yang sama dan antar jeruji harus dipasang Presisi, yaitu 1,5 cm.
Selain Arya, ada pula Haikal Alfarizi, 22 tahun, insan tuli yang sudah dua tahun ini menjadi murid Arya. Haikal memproduksi Sangkar Burung yang lebih kecil dan terbuat dari kayu Mahoni. Masih ada dua insan tuli lainnya yang membuat sangkar burung di PSBRW Melati. Rata rata, mereka dapat memproduksi 4 sampai 6 sangkar Burung setiap Minggunya.
“Sangkar burung yang diproduksi, adalah sangkar burung dengan ukuran lebih kecil sekitar 50 cm dan sangkar burung yang dijadikan hiasan kap lampu,” ujar Vivi Indriani. Bila sangkar burung berukir dari kayu jati bisa terjual hingga Rp4 juta, maka Sangkar Burung yang lebih kecil dibanderol sekitar Rp 100 - 400 ribu. Meski berukuran lebih kecil, sangkar burung tersebut tetap dihiasi ukiran yang sangat detil.
Sangkar Burung ini tidak hanya terjual di Indonesia. Pada pertemuan menteri menteri se-ASEAN tahun lalu, lebih 20 sangkar burung buatan para pengrajin tuli, ini diborong para menteri dari negara negara ASEAN. “Thailand adalah salah satu negara yang memesan cukup banyak,” ujar Vivi.
Demi memenuhi permintaan pasar, PSBRW Melati mendatangkan bahan baku berupa Kayu jati dan kayu Mahoni dari daerah Jawa tengah. Sedangkan untuk lapisan plitur atau cat akrilik, para pengrajin bisa mendapatkannya di toko bahan bangunan di sekitar panti.
Artikel Terkait: harga tandon air
Diakui pengurus panti, faktor tersulit yang dihadapi para pengrajin adalah ketersediaan pengajar bagi insan tuli yang ingin mengembangkan keterampilan dibidang pembuatan sangkar burung. “Kami perlu memberikan teknik dan keterampilan yang baru untuk mereka, agar dapat memenuhi permintaan dan selera pasar nantinya,” ujar Koordinator Sumber Daya Manusia PSBRW Melati, Kokom Komalawati.
Menurut Kokom, selain keterampilan membuat sangkar burung, ada keterampilan unggul lainnya yang dimiliki insan tuli di PSBRW Melati. Ada keterampilan membuat barang barang konveksi, barang barang gerabah, logam, mebel hingga lukisan. Para pengrajin tuli ini mendapatkan pembekalan keterampilan sekitar tiga sampai empat jam setiap harinya.
Limbah Akrilik Disulap Jadi Lampu Tidur dan Diekspor
Perajin di Ponorogo Reiner Junge (31) menyulap limbah akrilik menjadi barang bernilai. Seperti vandel, gantungan kunci, piala, serta lampu tidur hias yang sudah sampai ke Singapura, Hongkong dan Taiwan
Akrilik merupakan plastik yang bentuknya menyerupai kaca. Namun akrilik sedikit lentur dan tidak mudah pecah
Reiner memiliki puluhan limbah akrilik untuk diolah. Sejumlah alat kerja telah ia miliki untuk menyulap limbah tersebut menjadi barang yang lebih bernilai. Seperti gerinda, gergaji mesin, bor, alat las portabel dan alat bending dan alat pemanas untuk membentuk akrilik sesuai keinginan.
Baca Juga: harga acrylic
"Begini cara buat vandel, harus diolah semuanya dengan hati-hati," kata Reiner saat ditemui detikcom, Kamis (4/4/2019).
Ayah satu anak itu melanjutkan keindahan vandel, gantungan kunci, piala, serta lampu hias buatannya dari bahan akrilik tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena selama proses pengerjaan dilakukan secara hati-hati dan menggunakan alat profesional.
Awalnya, sang rekan Bayu Eko menggunakan akrilik untuk membuat visor. Kala itu sisa bahan banyak yang terbuang. Melihat limbah-limbah akrilik tersebut, Reiner mencoba menyulapnya menjadi barang bernilai.
Ia mulai mencoba mengolah limbah-limbah tersebut sejak 2014. Setelah sering melakukan percobaan, akhirnya Reiner menemukan formulanya.
Ketekunan mengantarkan Reiner dan Bayu menjadi perajin akrilik yang profesional. Mulanya, pesanan hanya datang dari para tetangga, teman dan kerabat. Itu pun hanya pada momentum tertentu saja.
Tempat kerja mereka yang hanya berukuran 16 meter persegi di Jalan Parang Centung, Kelurahan Kepatihan Wetan, Kecamatan Babadan, Ponorogo turut menjadi saksi. Pesanan kemudian meningkat, tak jarang barang buatan mereka dibawa ke luar negeri seperti Singapura, Taiwan dan Hongkong.
Dalam dua hari Reiner mampu membuat 50 buah gantungan kunci dengan harga Rp 5 ribu per biji. "Harus dua hari karena butuh pengeringan saat penempelan stiker dan pengecatan di gantungan kuncinya," ujarnya.
Saat ini ia mengaku kesulitan melayani pesanan lampu hias dan beberapa vandel yang membutuhkan ukiran lebih detail. Itu karena untuk membuat detail yang halus harus menggunakan mesin laser yang harganya bisa mencapai ratusan juta.
"Kalau hanya membuat ukiran huruf atau bentuk yang besar masih bisa, tapi jika sudah berbentuk wajah atau tokoh harus kita lempar ke percetakan. Meski sudah era digital akan tetapi pelanggan kami lebih banyak tahu dari mulut ke mulut, kebanyakan adalah teman-teman komunitas," tambahnya.
Artikel Terkait: harga kabel listrik
Sementara Bayu menuturkan, dalam sehari ia bisa membuat 20 visor berbagai ukuran jika memang permintaan sedang banyak. Saat ini ia selalu menyiapkan stok visor berbagai ukuran dan bentuk untuk semua merek sepeda motor.
Visor buatan Bayu dijual dengan harga bervariasi. Mulai dari yang paling kecil seharga Rp 80 ribu sampai yang paling besar Rp 250 ribu.
"Untuk bahan baku saya ambil dari Madiun dan Solo, karena di sana ketebalan dari akrilik lebih banyak variasinya," pungkasnya.
Akrilik merupakan plastik yang bentuknya menyerupai kaca. Namun akrilik sedikit lentur dan tidak mudah pecah
Reiner memiliki puluhan limbah akrilik untuk diolah. Sejumlah alat kerja telah ia miliki untuk menyulap limbah tersebut menjadi barang yang lebih bernilai. Seperti gerinda, gergaji mesin, bor, alat las portabel dan alat bending dan alat pemanas untuk membentuk akrilik sesuai keinginan.
Baca Juga: harga acrylic
"Begini cara buat vandel, harus diolah semuanya dengan hati-hati," kata Reiner saat ditemui detikcom, Kamis (4/4/2019).
Ayah satu anak itu melanjutkan keindahan vandel, gantungan kunci, piala, serta lampu hias buatannya dari bahan akrilik tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena selama proses pengerjaan dilakukan secara hati-hati dan menggunakan alat profesional.
Awalnya, sang rekan Bayu Eko menggunakan akrilik untuk membuat visor. Kala itu sisa bahan banyak yang terbuang. Melihat limbah-limbah akrilik tersebut, Reiner mencoba menyulapnya menjadi barang bernilai.
Ia mulai mencoba mengolah limbah-limbah tersebut sejak 2014. Setelah sering melakukan percobaan, akhirnya Reiner menemukan formulanya.
Ketekunan mengantarkan Reiner dan Bayu menjadi perajin akrilik yang profesional. Mulanya, pesanan hanya datang dari para tetangga, teman dan kerabat. Itu pun hanya pada momentum tertentu saja.
Tempat kerja mereka yang hanya berukuran 16 meter persegi di Jalan Parang Centung, Kelurahan Kepatihan Wetan, Kecamatan Babadan, Ponorogo turut menjadi saksi. Pesanan kemudian meningkat, tak jarang barang buatan mereka dibawa ke luar negeri seperti Singapura, Taiwan dan Hongkong.
Dalam dua hari Reiner mampu membuat 50 buah gantungan kunci dengan harga Rp 5 ribu per biji. "Harus dua hari karena butuh pengeringan saat penempelan stiker dan pengecatan di gantungan kuncinya," ujarnya.
Saat ini ia mengaku kesulitan melayani pesanan lampu hias dan beberapa vandel yang membutuhkan ukiran lebih detail. Itu karena untuk membuat detail yang halus harus menggunakan mesin laser yang harganya bisa mencapai ratusan juta.
"Kalau hanya membuat ukiran huruf atau bentuk yang besar masih bisa, tapi jika sudah berbentuk wajah atau tokoh harus kita lempar ke percetakan. Meski sudah era digital akan tetapi pelanggan kami lebih banyak tahu dari mulut ke mulut, kebanyakan adalah teman-teman komunitas," tambahnya.
Artikel Terkait: harga kabel listrik
Sementara Bayu menuturkan, dalam sehari ia bisa membuat 20 visor berbagai ukuran jika memang permintaan sedang banyak. Saat ini ia selalu menyiapkan stok visor berbagai ukuran dan bentuk untuk semua merek sepeda motor.
Visor buatan Bayu dijual dengan harga bervariasi. Mulai dari yang paling kecil seharga Rp 80 ribu sampai yang paling besar Rp 250 ribu.
"Untuk bahan baku saya ambil dari Madiun dan Solo, karena di sana ketebalan dari akrilik lebih banyak variasinya," pungkasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)