Minggu, 02 Juni 2019

Inilah Puluhan Karya Seni Lukis Keramik Mejeng Di Galeri Nasional

Tangan Iswadi Basri menuntun kuas kecil di atas kertas melukis Masjid Haji Keuchik Leumik yang berdiri megah di pinggir Krueng Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Tangan kanan Iswadi Basri memegang kuas kecil dan meliuk-liuk di atas kertas. Dari seberang sungai, matanya mengamati betul detail bentuk bangunan Masjid Haji Keuchik Leumik, Lampseupeung, Kota Banda Aceh, Aceh. Usai menengok sebentar, tangannya kembali menuntun kuas.
Baca Juga: Lantai Granit
Iswadi tak sendiri. Jumat sore (31/5), ia dan enam sejawat perupa Aceh, yang tergabung dalam Komunitas Apotek Wareuna, Kelas Gambar RI001, dan Kana Art Institute, melukis bersama di alam terbuka di bantaran Krueng Aceh, sambil menanti waktu berbuka puasa.
Artikel Terkait: lantai kayu murah
Masjid yang menjadi objek lukisan mereka bernama Masjid Haji Keuchik Leumik. Usai diresmikan pada 28 Januari 2019 lalu, masjid yang dibangun pengusaha Aceh Haji Harun Keuchik Leumik itu kini menjadi primadona baru bagi warga Kota Banda Aceh.
Dalam membuat lukisan masjid, mereka menggunakan cat air dan kuas kecil seperti yang dilakukan perupa Iswadi Basri bersama Tauris Mustafa dan Fadhlan Bachtiar. Di antara tujuh perupa Aceh juga ada yang membuat sketsa masjid menggunakan pensil warna.
Bahkan, seorang di antara mereka memanfaatkan perkembangan teknologi untuk melukis Masjid Haji Keuchik Leumik. Adalah perupa Olexs Firmansyah yang memanfaatkan tablet grafis untuk membuat lukisan watercolor. Tangannya dengan lincah menggunakan pen menyelesaikan lukisan masjid itu.
Olexs melukis Masjid Haji Keuchik Leumik menggunakan tablet grafis. Foto: Suparta/acehkini
Rumah ibadah umat muslim berukuran 34x22 meter persegi itu menjadi fokus Iswadi dan teman-temannya melukis bersama sambil ngabuburit di alam terbuka. "Preh Surunee (menanti suara sirene untuk berbuka puasa)," sebut Iswadi kepada acehkini, Jumat (31/5).
Lelaki yang akrab disapa Cek Is itu menyebut kegiatan melukis bersama di sore puasa 26 Ramadan 1440 Hijriah berawal dari keinginan untuk kembali mengasah kemampuan melukis perupa Aceh. "Sudah lama tidak melukis bersama, jadi ini ajang kita ngumpul sambil kembali berlatih melukis," tuturnya.
Seniman Aceh melukis bersama di bantaran Krueng Aceh sambil menanti waktu berbuka puasa (Preh Surunee). Foto: Suparta/acehkini
Kegiatan melukis bersama itu berlangsung sekitar satu jam lebih. Namun mereka bisa menyelesaikan goresan kuasnya melukis Masjid Haji Keuchik Leumik. Begitu suara sirene terdengar dari corong pengeras suara masjid dari seberang sungai, mereka mengakhiri aktivitas melukis. Iswadi dan kawan-kawan berbuka puasa bersama di lokasi melukis.
Seusai berbuka puasa, mereka menunaikan salat Magrib di balai pengajian dekat lokasi melukis bersama. Selepas Magrib, Iswadi dan kawan-kawan melakukan foto bersama mengambil latar Masjid Haji Keuchik Leumik di seberang sungai. Kemudian mereka bubar menyudahi kegiatan melukis bersama di sore itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar